Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Guru muslim asal Inggris dilarang masuk AS


INFO BERITA - Juhel Miah, 25 tahun, seorang guru matematika asal Wales, digiring keluar dari pesawat bertujuan New York, Amerika Serikat.





Kejadian itu berlangsung di hadapan puluhan siswa Llangatwg, sebuah sekolah komunitas di Wales selatan. Kala itu, pesawat berada di Bandar Udara Internasional Keflavik yang terletak dekat dengan ibu kota Islandia, Reykjavik.







"(Yang mengawasi) bukan saja (penumpang lain), tapi juga sekolah saya, anak didik saya, para guru yang menjadi kolega saya," ujarnya dikutip The Guardian, Selasa (21/2). "Saya merasa dikecilkan karena seolah-olah saya telah berbuat salah, seakan-akan saya penjahat".





Rombongan Miah berada di kota terbesar Islandia itu untuk bermalam.





Miah seorang Muslim. Ia lahir di Birmingham, Inggris, dan besar di Swansea, Wales. Perjalanan itu menjadi kali pertama baginya ke Amerika.





Menurut laman CNN, Miah memegang paspor Inggris serta visa Amerika yang berlaku hingga 2019. Ia mengaku tidak memiliki kewarganegaraan lain. Selain itu, catatan kriminalnya bersih.





"Saya merasa sangat kecil, meski tidak perlu merasa seperti itu juga. Saya berulang kali menanyakan dalih pengusiran saya (dari pesawat). Sejauh ini, tidak ada jawaban," ujarnya dinukil BBC.





Pihak yang mengawal Miah keluar dari kabin berasal dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.





Sebelum keputusan untuk tidak menyertakannya dalam penerbangan keluar, Miah terlebih dahulu harus melewati pemeriksaan acak.





"Semuanya berawal ketika saya bertemu dengan petugas (perempuan). Saya mengangsurkan paspor kepadanya. Nama depan saya Muhammad. Lalu, (si petugas) langsung menatap saya dan berkata bahwa saya telah dipilih secara acak untuk menjalani pemeriksaan keamanan," ujarnya kepada CNN.





Pengecekan berlangsung di sebuah ruangan. Di dalamnya, kata Miah, ada lima atau enam petugas lain yang dua di antaranya melakukan penggeledahan.





"Mereka melucuti jaket saya, membuka tas saya. Saya pun melepas sepatu. Saya diminta berdiri di bangku. Mereka meraba saya dari atas ke bawah. Bahkan, celana saya dipeloroti. Kaki saya diraba. Mereka mengolesi sesuatu ke sekujur badan saya. Akhirnya, saya boleh pergi," katanya dilansir The Guardian.





Kelar di situ, Miah diperkenankan menuju ke pesawat. Namun, tak lama kemudian, informasi mengenai larangan masuk ke AS sampai kepadanya.





"Saya tanya alasannya," kata Miah. "Tapi, (si petugas) tidak memberikan jawaban".





Setelah batal terbang, Miah diberikan kupon taksi dan hotel. Esoknya, ia mendatangi Kedutaan Besar AS di Reykjavik.





"Penjaga menghalau saya, mengambil paspor saya, dan kembali 10 menit kemudian," kata Miah. Penjaga itu memberikan tiga nomor telepon kepadanya. "Nomor pertama tidak terjawab, dan dua lainnya tak tersambung".





Kasus yang menimpa Miah terjadi pada 16 Februari, sepekan setelah pengadilan banding AS menolak permintaan banding Presiden AS, Donald Trump, atas kebijakan imigrasi yang diteken pada 27 Januari.





Permintaan banding diajukan setelah Departemen Keamanan Dalam Negeri menangguhkan pemberlakuan amar eksekutif yang berisi larangan masuk selama 90 hari bagi warga dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.





Kandungan lain amar, penetapan larangan masuk selama 120 hari bagi pengungsi. Suriah masuk kekecualian. Periode larangan bagi pengungsi dari negara itu tidak jelas batas waktunya.





Miah, yang orang tuanya berdarah Bangladesh, mengaku belum pernah ke tujuh negara dimaksud.





"Tak satu pun keluargaku pernah mengunjungi negara-negara itu. Adik saya main ke Florida tahun lalu. Saya masih belum tahu kenapa (tidak boleh masuk AS)," ujar Miah seraya berharap bukan nama depannya yang menjadi sumber masalah.


(Sumber: beritagar.id


Demikian dan terimakasih atas kunjungan anda..

Post a Comment for "Guru muslim asal Inggris dilarang masuk AS"